LPG 3 Kg Langka di Sumut, Pertamina Tambah Pasokan 207 Ribu Tabung Gas

Jakarta, CNN Indonesia —

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menambah 207 ribu tabung LPG 3 kg untuk mengatasi kelangkaan gas melon di Medan dan sejumlah daerah di Sumatera Utara (Sumut).

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Susanto August Satria menyebut LPG bersubsidi itu disebar ke 16 kabupaten/kota berdasarkan kebutuhan masing-masing wilayah.

“Pertamina menambah penyaluran sekitar 207 ribu tabung,” kata Satria, Selasa (25/7).

Ia merinci 16 daerah itu antara lain Medan, Binjai, Pematang Siantar, Tebingtinggi, Tanjungbalai, Deliserdang, Humbang Hasundutan, serta Asahan. Kemudian ke Batubara, Dairi, Karo, Langkat, Pakpak Bharat, Samosir, Simalungun dan Serdang Bedagai.

“Khusus Medan, rata-rata harian penyalurannya sebesar 285 MT (metrik ton) per hari. Tahap awal, kami akan tambah penyalurannya sebesar 50 persen dari penyaluran normal harian atau sebesar 142,5 MT. Ini sekitar 47.500 tabung. Pendistribusian ini akan berjalan dalam beberapa hari ke depan,” ujar Satria.

Ia mengklaim distribusi dan stok LPG 3 kg di Sumut aman. Hanya saja terjadi peningkatan konsumsi gas melon pada beberapa hari libur nasional yang berdekatan.

“Berdasarkan data yang kami miliki, tren penyaluran LPG 3 kg mengalami peningkatan jika dibandingkan periode sebelumnya. Hingga Juni 2023, penyaluran LPG 3 kg di Sumut tercatat angka 180.907 MT dibandingkan dengan penyaluran Januari-Juni 2022 sebesar 175.498 MT,” ucapnya.

Sebelumnya, masyarakat Sumut mengeluh gas melon langka di pasaran beberapa hari terakhir. Jika tersedia, harganya naik hingga Rp30 ribu per tabung, jauh dari harga eceran tertinggi (HET) Rp18 ribu per tabung.

Warga Medan bernama Yudi menyebut LPG bersubsidi kosong di agen maupun penjual eceran.

“Barusan saya keliling Medan Perjuangan, Medan Barat dan Medan Timur. Tapi nggak ada satupun yang punya LPG 3 kg. Rata-rata menyebut sudah kosong sejak Kamis kemarin. Bahkan SPBU Coco di HM Yamin juga kosong,” kata Yudi.

Elita warga Kecamatan Medan Denai juga mengalami hal yang sama. Ia sudah keliling mencari kedai maupun pangkalan tetapi tak ada satupun yang menjual LPG 3 kg.

“Saya sudah dua hari keliling ke beberapa pangkalan yang ada di Kecamatan Medan Denai. Bahkan, saya mencari gas melon ke Medan Perjuangan, Medan Timur, Medan Tembung, hingga ke kedai-kedai kecil semuanya kosong,” ujar Elita.

Akibatnya, Elita sudah dua hari tidak memasak lantaran tak punya gas melon. Ibu rumah tangga ini terpaksa membeli nasi bungkus untuk keluarganya.

“Sudah capek kali keliling tapi enggak ada gas LPG 3 kg. Kalaupun memang ada dengan harga mahal, enggak apa, yang penting kami bisa masak,” ungkapnya.

Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin meminta Pertamina mengevaluasi pendistribusian LPG 3 kg. Validasi data perlu dilakukan dengan mengecek pasokan di pengecer dan di pangkalan.

“Pastikan tidak ada penumpukan atau penimbunan, serta tindakan pengoplosan LPG. Selanjutnya lakukan sidak terkait penggunaan LPG 3 kg yang peruntukannya justru untuk bisnis skala menengah ke atas,” ujarnya.

Gunawan juga menyebut digitalisasi dengan skema penyaluran yang lebih akuntabel perlu dilakukan. Kalau memang sudah ada, maka tahapan uji cobanya harus terus diperluas.

“Karena adanya disparitas harga antara subsidi dan non-subsidi jelas akan memicu masyarakat untuk lebih memilih yang subsidi. Dan bagi masyarakat sebaiknya mulai memilih menu masakan yang lebih bisa menghemat penggunaan LPG. Agar kesinambungan ketersediaan LPG rumah tangga tetap terjaga,” ungkapnya.

[Gambas:Video CNN]

(fnr/pta)