Daftar ‘Pemain’ Nikel Menambang Cuan di Tanah Air

Jakarta, CNN Indonesia —

Indonesia memang surganya nikel. Tanah Air ini diberkahi cadangan bijih nikel terbesar di dunia, yakni 4,5 miliar ton.

Nilai sumber dayanya diperkirakan jauh lebih tinggi lagi, hingga 11,7 miliar ton. Sumber-sumber nikel itu 90 persen tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.

Data tersebut berdasarkan Booklet Nikel 2020, yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Besarnya hasil bumi ini menggiurkan para investor untuk datang. Apalagi, permintaan nikel kian melejit seiring dengan pertumbuhan industri kendaraan listrik di berbagai dunia.

Para pemodal datang menambang, hingga membuat pabrik pemurnian (smelter). Yang jelas, semuanya wajib dilakukan di dalam negeri lewat program hilirisasi.

Per Januari 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menyetop ekspor bijih nikel. Semuanya harus diolah di dalam negeri, tak lagi dijual mentah agar memberi nilai tambah.

Berdasarkan data Kementerian ESDM pada 2020 terdapat 11 izin usaha tambang (IUP) dan 1 kontrak karya (KK) yang jadi pemasok 11 smelter yang beroperasi. Data ini hanya mencakup perusahaan tambang nikel dan belum mencakup korporasi yang memiliki pabrik smelter.

Beberapa perusahaan tambang nikel di antaranya:

– PT Vale Indonesia Tbk

Vale mengantongi hak konsesi Kontrak Karya atas lahan seluas 118.017 hektare, yang izinnya berakhir pada Desember 2025.

Konsesi itu terbagi dalam tiga blok yaitu Blok Sorowako di Sulawesi Selatan seluas 70.566 hektare, Blok Bahodopi di Sulawesi Tengah seluas 22.699 hektare, serta Blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara seluas 24.752 hektare.

Vale menambang nikel laterit untuk menghasilkan produk akhir berupa nikel dalam matte. Rata-rata volume produksi nikel per tahun mencapai 75 ribu metrik ton. Selain menambang, Vale juga memiliki pabrik pengolahan nikel atau smelter.

– PT Aneka Tambang Tbk

Antam memiliki unit bisnis pertambangan nikel di Konawe Utara yang menguasai lahan 23.133 hektare. Selain melakukan eksplorasi, BUMN ini juga membangun smelter.

– PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara

Perusahaan ini memiliki hak konsesi seluas 532 hekatre di Halmahera Tengah.

– PT Bintang Delapan Mineral
Luas konsesi lahan PT Bintang Delapan Mineral mencapai 47 ribu hektare. Nikel yang ditambang dipasok untuk smelter mereka sendiri.

– PT Bintang Delapan Energi
Luas konsesi 20.765 hektare di Morowali.

– PT Trimegah Bangun Persada (Harita Nickel)

Harita Nickel mengantongi hak konsesi atas lahan seluas 4.247 hektare di Halmahera Selatan.

– PT Gane Permai Sentosa
Area konsesi lahannya di Halmahera Selatan seluas 1.276 hektare

– PT Itamatra Nusantara

Area kerjanya berlokasi di Morowali Utara dengan hak konsensi seluas 974 hektare.

12. PT Wanatiara Persada
Waniatiara memilik hak atas konsesi lahan seluas 1.725 hektare di Halmahera Selatan.

Setelah Jokowi melarang ekspor nikel mentah di awal 2022, apalagi ditambah geliat industri kendaraan listrik, semakin banyak pebisnis nikel di Indonesia dari pengusaha lokal maupun pemodal asing.

Perusahaan tambang yang tadinya berbisnis komoditas mineral lain pun mulai melirik nikel. Contohnya, PT Harum Energy Tbk yang awalnya berbisnis batu bara kini tergiur merambah nikel.

Begitu pun PT Adaro Energy Tbk. Melalui anak usahanya, PT Alam Tri Abadi, perusahaan batu bara ini membeli saham PT Cita Mineral Investindo Tbk yang berbisnis nikel.

[Gambas:Video CNN]

(pta/dzu)